SHALOM...
SALAM SUKACITA...!!
SALAM PEMULIHAN...!!
SALAM KEMENANGAN...!!

TENANG, BERDOA, LEPASKAN KASIH


Ps. Jimmy Paul Lintang
Ringkasan Kotbah tanggal  25 September 2016   

Hari-hari ini kita membutuhkan Imanuel karena Imanuel berarti Tuhan  ada didalam kita,kita ada didalam dia,  jika Allah ada didalam kita maka akan timbul pergerakan-pergerakan karena roh kudus bekerja secara maksimal didalam diri kita kita. Hari-hari yang kita hadapi belakangan ini adalah hari-hari yang jahat. Kejahatan yang terjadi pada masa sekarang ini dikarenakan karena dunia sedang menuju lenyap, lenyap akibat segala keinginan. Oleh karena itu kita harus berhati-hati. Kita membutuhkan 3 hal yang mampu menjadi kekuatan yaitu :
1.
Tenang: kita tidak dapat berdoa jika kita tidak tenang
2.
Berdoa : kita tidak akan dapat tenang jika kita tidak berdoa
3.
Kasih : kasih tidak akan muncul jika tidak ada ketenangan dan tidak berdoa
Oleh Karena itu kita harus menguasai diri kita dan membuka mata rohani kita terutama di hari-hari akhir ini karena tanpa penguasaan diri kita akan terjebak, terjerat lalu kita terhanyut, hal ini memang merupakan cara kerja iblis. Namun jika kita masuk dalam rancangan Alkitab, kita tidak akan terjebak, bahkan kita akan mengalami ketenangan, sukacita, dan berkat yang melimpah.

Pada hari-hari belakangan ini banyak tekanan yang terjadi di sekitar kita. Namun semakin ditekan, jika kita merendahkan diri kita dibawah tangan Allah yang kuat maka kekuatan kita akan semakin dibangun, dan kita akan ditinggikan tepat pada waktunya. Jadi janganlah kita terjebak dalam permainan iblis. Iblis itu seperti singa yang selalu berkeliling  mencari mangsa untuk dihancurkan  dan hal yang pertama-tama akan iblis hancurkan dalam diri manusia adalah dimulai dari dalam diri kita sendiri, menyerang keluarga kita. Oleh karena itu Kita harus waspada terhadap jebakan iblis, jika kita mengalami masalah maka kita harus ada waktu tenang bersama Tuhan, jangan terlalu sibuk dengan kerepotan kita sendiri. Sebaiknya kita izinkan Tuhan untuk berbicara, dan serahkan kepada-Nya untuk melakukan apa yang menjadi bagian-Nya. Tuhan tidak pernah gagal, pertolongannya tidak pernah terlalu cepat namun juga tidak pernah terlambat , pertolongan-Nya selalu tepat pada waktunya.

Kita ini memang bukan juru selamat, namun sudah merupakan tugas kita untuk menyebarkan berita keselamatan itu sendiri.  Jika ada yang menemui kegagalan, janganlah kita menghakimi mereka karena ada rencana Tuhan atas mereka.  Karena sukacita itu harus diterima oleh semua orang.

Jika kita berbicara mengenai anak-anak kita, mereka itu merupakan aset gereja, generasi yang akan dipakai oleh Tuhan. Namun justru mereka inilah merupakan target utama Iblis. Banyak hal-hal yang terjadi pada anak-anak kita dewasa ini, dimana iblis bisa menggunakan hal-hal seperti sarana media sosial dan teknologi untuk menjerat mereka. Sementara kita tahu bahwa tidaklah mungkin kita sepenuhnya menjaga anak-anak kita selama 24 jam penuh. Maka sudah semestinya orang tua jeli untuk membekali mereka dengan iman yang benar. Hanya dengan kebenaran firman orang tua dapat memenangkan anak mereka didalam Kristus. Dan jika dengan ketenangan doa serta penguasaan diri kita melepaskan kasih, maka akan terjadi pemulihan yang luar biasa. Ada sukacita surga yang mengendalikan anak-anak kita sehingga mereka tidak tersesat. Firman menuntun mereka untuk hidup benar dimata Tuhan. Akan ada pemulihan dan ada pertobatan yang terjadi karena perlindungan yang luar biasa dari Allah.

Dunia boleh saja menggoncangkan kita, namun janganlah  kita mau dirusak oleh dunia ini, melainkan kita harus tenang dan berdoa.  Jika hidup dalam kebenaran maka kita akan melihat ada damai sejahtera, ada ketenangan, dan sukacita yang berlimpah

BAPA SUMBER SUKACITAKU




Pdm.Markus Bastian Mangare
Ringkasan Kotbah tanggal  18 September 2016        

Didalam Galatia 5:22 dinyatakan bahwa buah roh yang utama itu adalah kasih, lalu yang kedua adalah sukacita. Sukacita dalam bahasa Yunani  disebut ‘khara’ yang berarti bahagia yang meluap-luap dan melimpah-limpah. Jadi nyata bahwa sukacita adalah datangnya dari Tuhan bukan dari dunia ini. Kebahagian yang diberikan dunia berbeda dengan kebahagiaan yang diberikan oleh Tuhan. Kebahagiaan yang diberikan dunia bersifat  tidak kekal, tetapi sukacita yang berasal dari Allah bersifat kekal dan tidak terkontaminasi oleh kondisi apapun.

Demikian juga didalam 1 Tesalonika 5:16, bahwa hendaknya kita bersukacita dalam kondisi apapun. Secara manusia kita merasa bahwa hal tersebut bukanlah perkara gampang , tidak dapat dikerjakan dengan kekuatan tangan manusia saja namun harus dengan Roh Kudus, karena kemampuan bersuka cita dalam kondisi apapun itu adalah merupakan buah dari Roh Kudus.
Dalam ayat Yeremia 31:12-14 dinyatakan,
bangsa Israel mengalami sukacita yang berlimpah-limpah dan berasal dari Tuhan.Jika kita melihat sejarahnya,  bangsa Israel pernah mengalami kesengsaraan yang luar biasa, namun karena sukacita yang luar biasa merupakan janji Tuhan kepada Bangsa Israel, maka itulah yang mereka dapatkan. Karena Allah yang hidup telah menolong bangsa Israel tepat pada waktunya.

Didalam Yeremia 30:1-3 dijabarkan tentang  bagaimana kita memelihara sukacita yang berasal dari Tuhan.
1.
Kenali Allahmu dengan benar
 Sering kita mendengar kata-kata ‘kenali Allahmu dengan benar’. Disini firman Tuhan diberikan kepada Yeremia untuk dibagikan kepada bangsa Israel supaya Bangsa israel mengenal siapa Allah mereka, Allah seperti Bapa yang bukan senantiasa memanjakan tetapi juga mendisiplinkan anaknya, mendidik anaknya.
Bagaimana mengenal Tuhan dengan benar? yaitu dengan mengarahkan fokus kepada  Tuhan Yesus saja. Walaupun kita dibawa melewati lembah yang kelam, Tuhan pasti memiliki rencana yang besar dalam hidup kita, karena berjalan bersama Tuhan pasti aman.
2.
 Jangan mengabdikan hidup kepada “Orang-Orang Asing”
Didalam Yeremia 30:8 disiratkan agar jangan mengabdikan hidup  kepada ‘orang-orang asing’. Orang asing disini maksudnya adalah hal-hal duniawi, termasuk harta dan pekerjaan.  Kita harus mematahkan kuk perhambaan terhadap harta, materi, pekerjaan dan sepenuhnya hanya mengabdi dan melayani Tuhan saja, bukan kepada allah-allah yang lain.
3.
Jangan memelihara / berbuat dosa
Didalam Yeremia 30:15 disebutkan agar kita jangan memelihara / berbuat dosa. Allah itu hadir dimana-mana (omnipresent). Oleh karena itu kita harus senantiasa menjaga hati nurani supaya  tidak menjadi tumpul.  Dosa adalah penyakit yang membuat kita jauh dari Allah dan tentu dengan sendirinya membuat hilangnya sukacita yang berasal dari Tuhan dalam hidup kita. Oleh karena itu kita harus belajar mengkuduskan diri kita dari dosa. Jika kita menyadari banyak melakukan  dosa, maka sudah selayaknya kita bertobat.
Jadi untuk mengalami suka cita yang berlimpah-limpah, kita harus  mengenali Allah dengan benar, dan berusaha untuk  hidup jujur di hadapan Allah. Jika kita menyadari bahwa kita adalah orang berdosa, bertobatlah, minta ampun, lalu kejarlah kekudusan. Jika itu kita lakukan maka suka cita yang dari Tuhan akan melimpah dalam hidup kita. Amin.

BAPA SUMBER SUKACITA



Ps.Dr. Leonard Limanto
Ringkasan Khotbah tanggal 11 September 2016

Kita sering menyebut Tuhan sebagai Bapa, persoalannya adalah apakah benar kita adalah anaknya.
1.
Didalam Yohanes 1:12 disebutkan bahwa siapapun jika percaya dalam nama-Nya, dia akan layak menjadi anaknya. Dan didalam Galatia 3:26 lebih gamblang disebutkan bahwa karena iman kepada Yesus Kristus maka kita semua adalah anak-anak Allah. Karena Allah kita adalah sumber sukacita, maka jika kita ini anaknya kita tentu akan mendapatkan sukacita itu, karena ada pribadi luar biasa yang mengangkat kita menjadi anak-Nya.

2.
Kenapa Bapa menjadi sumber sukacita kita? Hal ini terjabarkan didalam Matius 6:32. Kita bersukacita karena kita memiliki Bapa yang tahu semua yang kita perlukan. Sebagai manusia, sering kali kita tidak mengetahui kebutuhan orang dekat kita sekalipun, bahkan sering sekali kita tidak mengetahui apa yang menjadi kebutuhan kita sendiri. Namun kita bersyukur memiliki orang tua Maha Hebat yang sangat-sangat kaya luar biasa dan Dia mengerti pribadi lepas pribadi.

Seperti juga disampaikan pada Matius 7:11, kita patut bersuka cita memiliki Bapa yang bukan saja sekedar mengerti apa yang kita butuhkan dan kita perlukan, tapi lebih dari itu Dia adalah Bapa yang mampu memberi yang terbaik.

3.
Jika kita melihat di dalam Roma 8:17, disana disebut sebut mengenai ahli waris. Maksud kata ahli waris disini adalah orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah. Kita memiliki kitab perjanjian  yang didalamnya terdapat  66 kitab dan didalam 66 kitab tersebut terdapat 5000 janji yang Tuhan sampaikan kepada umat manusia. Bagi  yang bukan anak maka janji tersebut hanyalah janji, tapi bagi anak apa yang dijanjikan akan menjadi hak anak. Dalam hal ini berarti hak tersebut sudah menjadi milik kita, dan bukan merupakan sekedar sebuah janji belaka.

Jika kita diangkat anak oleh Allah, maka kita ini bukan hanya anak rohani namun anak yang diangkat secara sah oleh hukum, diadopsi secara sah oleh hukum sehingga kita layak disebut ahli waris, sehingga apa yang  dulu disebut sebagai janji maka kini menjadi hak milik kita. Jika dalam Alkitab kita telah dijanjikan akan hidup dalam kesehatan, pemeliharaan, masa depan yang penuh dengan damai sejahtera, serta diberkati Tuhan, maka tentulah hal itu akan menjadi sebuah kepastian akan hari depan yang baik dan penuh berkat Tuhan yang berlimpah. Dan yang terpenting lagi adalah bahwa surga itu menjadi hak milik kita.

Di dalam Ibrani 12:5, Allah kita adalah Allah yang mengajar /menegur kita. Allah menegur kita karena Allah mengasihi kita. Kita mungkin bosan mendengar teguran Allah, namun karena mengasihi kita maka Allah tentu tidak pernah bosan menegur kita, tidak akan berhenti memarahi kita, bahkan menghukum kita jika kita melakukan kesalahan.
Seperti perumpamaan anak yang hilang, oleh karena kita mari kita bersukacita dan jangan pernah meninggalkan rumah Bapa kita.

REJOICE (SUKACITA)




Pdt. I Gusti Gede Sugiharta S.Th

Ringkasan Kotbah tanggal  04 September 2016        



Rejoice ini adalah bentuk sukacita yang tidak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi yang terjadi. Jika kita berbicara mengenai sukacita dunia, maka kita harus tahu bahwa sukacita yang berasal dari dunia ini memiliki sifat sementara dan semu, tidak membawa kita pada kekekalan yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.  Namun ketika Yesus ada dalam hidup kita dan berdiam dalam hidup kita, maka Yesus akan menjadi sumber dari sukacita itu, seperti mata air senantiasa melimpah ruah keluar dari hati kita, mempengaruhi hidup kita, lingkungan kita dan orang orang disekitar kita. Ketika umat kristen hidup sungguh-sungguh dengan Tuhan, maka sukacita yang bersifat penuh akan dialami dalam hidup mereka. 
Sesungguhnya kita ini dipanggil menjadi:
1.
Sebagai Terang Tuhan

Sekecil apapun cahaya terang yang ada dalam hidup kita, jika berada di dalam kegelapan orang tetap akan dapat melihat terang  tersebut dalam hidup kita, artinya kekristenan kita tidak dapat disembunyikan, begitu kita percaya kepada Kristus, maka kita otomatis mempunyai jabatan sebagai anak-anak Tuhan sehingga kemanapun kita melangkah, atau pergi ke komunitas apapun, terang tersebut  tidak bisa ditutupi. Semakin gelap keadaan yang terjadi disekeliling, maka terang sekecil apapun akan menjadi sangat berarti.
2.
Sebagai Garam Tuhan

Prinsip garam adalah selalu larut dengan situasi dan keadaan tapi ia tidak terbawa oleh keadaan, tidak terbawa dengan situasi, namun kehadirannya sangat dibutuhkan. Jika diibaratkan garam, maka kehadiran kita akan terasa bagi semua orang , dan kehidupan kekristenan kita  senantiasa  membawa damai sejahtera karena ada Yesus dalam hidup kita.
Didalam Yohanes 15:9-17 ada tersirat bahwa jika ada Yesus dalam kehidupan kita, sukacita kita di dalam Tuhan tidak dapat dibatasi, tidak bisa ditutupi, dan akan meluap-luap dan melimpah dalam hidup kita sehingga orang di sekitar kita juga dapat merasakan sukacita tersebut, karena Bapa kita Yesus Kristus adalah sumber sukacita Sebetulnya iblis pun dapat memberikan kesenangan dan sukacita dalam hidup kita, namun iblis bukanlah sumber sukacita. Begitu juga agar kita jangan mencari penghiburan yang berasal dari dunia ini, karena penghiburan yang berasal dari dunia bersifat semu dan sementara. Akan lebih baik apabila kita gunakan waktu untuk datang kepada Allah, memuji  dan menyembah-Nya di  setiap aktifitas kita, karena Dialah sumber sukacita yang sebenarnya. Sukacita dari Tuhan itulah perlindungan kita, peristiwa apapun yang terjadi dalam hidup kita, jika kita hidup dalam sukacita Tuhan maka sukacita itu akan memberi  perlindungan bagi hidup kita.