Ps.Dr. Leonard Limanto
Ringkasan Khotbah tanggal 11
September 2016
Kita sering menyebut Tuhan sebagai Bapa, persoalannya adalah
apakah benar kita adalah anaknya.
|
|
1.
|
Didalam Yohanes 1:12
disebutkan bahwa siapapun jika percaya dalam nama-Nya, dia akan layak menjadi
anaknya. Dan didalam Galatia 3:26 lebih gamblang disebutkan bahwa karena iman
kepada Yesus Kristus maka kita semua adalah anak-anak Allah. Karena Allah
kita adalah sumber sukacita, maka jika kita ini anaknya kita tentu akan
mendapatkan sukacita itu, karena ada pribadi luar biasa yang mengangkat kita
menjadi anak-Nya.
|
2.
|
Kenapa Bapa menjadi sumber sukacita kita? Hal ini terjabarkan
didalam Matius 6:32. Kita
bersukacita karena kita memiliki Bapa yang tahu semua yang kita perlukan.
Sebagai manusia, sering kali kita tidak mengetahui kebutuhan orang dekat kita
sekalipun, bahkan sering sekali kita tidak mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan kita sendiri. Namun kita bersyukur memiliki orang tua Maha Hebat
yang sangat-sangat kaya luar biasa dan Dia mengerti pribadi lepas pribadi.
Seperti juga disampaikan pada Matius 7:11, kita patut bersuka cita memiliki Bapa yang bukan
saja sekedar mengerti apa yang kita butuhkan dan kita perlukan, tapi lebih
dari itu Dia adalah Bapa yang mampu memberi yang terbaik.
|
3.
|
Jika kita melihat di dalam Roma 8:17, disana disebut sebut mengenai ahli waris. Maksud kata
ahli waris disini adalah orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah.
Kita memiliki kitab perjanjian yang
didalamnya terdapat 66 kitab dan
didalam 66 kitab tersebut terdapat 5000 janji yang Tuhan sampaikan kepada
umat manusia. Bagi yang bukan anak
maka janji tersebut hanyalah janji, tapi bagi anak apa yang dijanjikan akan
menjadi hak anak. Dalam hal ini berarti hak tersebut sudah menjadi milik
kita, dan bukan merupakan sekedar sebuah janji belaka.
Jika kita diangkat anak oleh Allah, maka kita ini bukan hanya
anak rohani namun anak yang diangkat secara sah oleh hukum, diadopsi secara
sah oleh hukum sehingga kita layak disebut ahli waris, sehingga apa yang dulu disebut sebagai janji maka kini
menjadi hak milik kita. Jika dalam Alkitab kita telah dijanjikan akan hidup
dalam kesehatan, pemeliharaan, masa depan yang penuh dengan damai sejahtera,
serta diberkati Tuhan, maka tentulah hal itu akan menjadi sebuah kepastian
akan hari depan yang baik dan penuh berkat Tuhan yang berlimpah. Dan yang
terpenting lagi adalah bahwa surga itu menjadi hak milik kita.
|
Di dalam Ibrani 12:5,
Allah kita adalah Allah yang mengajar /menegur kita. Allah menegur kita
karena Allah mengasihi kita. Kita mungkin bosan mendengar teguran Allah,
namun karena mengasihi kita maka Allah tentu tidak pernah bosan menegur kita,
tidak akan berhenti memarahi kita, bahkan menghukum kita jika kita melakukan
kesalahan.
Seperti perumpamaan anak yang hilang, oleh karena kita mari
kita bersukacita dan jangan pernah meninggalkan rumah Bapa kita.
|
SHALOM...
SALAM SUKACITA...!!
SALAM PEMULIHAN...!!
SALAM KEMENANGAN...!!
SALAM SUKACITA...!!
SALAM PEMULIHAN...!!
SALAM KEMENANGAN...!!
BAPA SUMBER SUKACITA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar